Minggu, 15 Mei 2016

Surat untuk Kakak,

https://41.media.tumblr.com/6b823714da498dd111305d864a9a0ba6/tumblr_n6bfwmrat81tcd951o1_500.jpg
Aku tidak tahu bagaimana rasanya kehilangan seorang ibu, tapi pasti sangat menyakitkan. Aku pernah merasa kehilangan seorang kakek, dan itu memang menyakitkan, jadi bisa kubayangkan bagaimana ditinggal ibu.
Dat, menangislah sepuas hati, di hadapan atau tidak di hadapan mereka. Bersedihlah sampai air matamu perlahan mengering. Jatuhlah untuk beristirahat dan mengenang.
Pagi yang tidak mudah ditebak, padahal beberapa menit yang lalu langit dengan rendah hatinya menampilkan opera awan yang mempesona. Tapi dengan kecepatan sepersekian detik kemudian, mendung turun membingkai kabut di relung hati kita.
Ah iya, semoga rasa sedih dan kehilangan tidak akan menjebakmu terlalu lama. Berbahagia dan berbaik budilah kemudian, dat. Berbaktilah kepada ibu dengan cara lain, menjadi mulialah kemudian, agar cahaya kemuliaan itu juga turut terpancar ke rumah baru beliau. Jadi kuatlah kemudian, jadi tegarlah untuk ayah.
Maaf, kami hanya bisa merangkulmu dengan cara seperti ini. Berbahagialah kak, jangan buat kami sedih karena kehilangan sosokmu yang dulu. Tersenyumlah.
Salam, adik-adikmu.
Gardajita Gaota Sadara,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar