Selasa, 11 Agustus 2015

Hujan dan Dandelion

Namaku Aku, penyuka hujan dan dandelion

- Hujan -
Namanya Hujan, dia gagah dan senang petualangan
Dia senantiasa berkelana ke segala tempat
Menumbuhkan kehidupan baru di tempat yang pernah dikunjunginya

Aku menyukainya, eh malah mencintainya
Hujan mengajarkanku untuk jangan pernah mencoba melupakan masa lalu
Hujan mengajarkanku kekuatan, kepercayaan bahwa pelangi selalu ada di akhir badai

Hujan, aku menyenangi senandungnya saat membelai bumi
Manis sekali.... Indah, meresap ke setiap sel dalam otakku
Iya, rintiknya amat romantis

Hujan, dia mengenalkanku pada aroma kehidupan
Aroma tanah yang ia colek dengan manja
Aroma yang lebih sedap ketimbang kopi hitam di Rumah Jingga

Hujan juga memberitahuku suatu cara untuk tetap bahagia
Saat bermain dengan hujan, kepalaku basah dibelainya
Hingga belaian itu berbuah pelukan di seluruh tubuh

Aku aneh ya? Maaf ya jagoan :')
Sebelum mengenalmu, aku telah mengenal Hujan
Dia adalah sahabat yang selalu menghiburku saat badai

Iya, aku tidak suka petir. Dia cerewet
Aku juga tidak senang pada angin, dia nakal dan mendinginkan hatiku
Bahkan aku juga terkadang sebal pada matahari, dia tidak mau bermain denganku saat Hujan datang. Padahal seru kan kalau kami bisa main bertiga.

- Dandelion -

Jagoan, tahukah kau apa itu dandelion?
Itu lho, sebuah bunga mungil penyimpan asa yang hidup di tepi jalan
Jangan mengasihaninya! Dia hebat tau

Dandelion, dia mengajariku sebuah kesederhanaan dan ketulusan
Dandelion juga mengajariku tentang kesucian hati dan kerendahan diri di hadapan-Nya
Dandelion mengajariku bersajak, tertawa, dan bahagia

Saat menemukannya di tepi jalan, aku memetiknya
Dia tersenyum, berterimakasih karena telah membebaskannya untuk tumbuh kembali
Aku membalas senyumnya, lantas membisikan beberapa permohonan yang tidak kubagi dengan siapapun kecuali ia

'Wuuuuush' dia terbang dengan riang
Melompat-lompat di atas angin
Percaya tidak? Dia bisa mengendalikan angin lho! Menjinakkannya untuk mengantar sejauh apapun ia bisa

Iya, jagoan
Dandelion adalah peri kecilku disaat terik
Aku menyayanginya, sangat.

Tau gak? Aku malah berharap suatu saat nanti akan pergi ke ladang dandelion bersamamu
Duduk di tepi danaunya sambil menatap opera senja yang menyemburkan jingga dan semburat merah

- Hujan dan Dandelion -

Tapi sayang, hujan tidak pernah bisa bertemu dandelion
Hujan akan menyakiti dandelionku, membuatnya layu dengan paksa
Hingga tak mampu terbang sama sekali karena angin tiba-tiba nakal dan tidak bisa dikendalikan

Jagoan, aku tau hujan mencintai dandelion
Aku melihat sorot mata mereka yang saling merindukan
Namun sayang tempat dan situasi-lah yang salah

Hujan, aku ikut menyesal karena kau tidak mampu memeluk dandelionku
Dan kau dandelion, sepandai apapun kau mengabulkan permohonan mereka. Aku yakin kau bersedih karena tidak bisa mengabulkan permohonanmu sendiri
Untuk 'bertemu dengan hujan'

Kalian, bertahanlah
Aku yakin cinta tidak selalu harus memiliki
Walaupun itu naif, aku harus mengatakannya untuk meyakinkan kalian

Hujan, dandelion sangat mencintaimu dan ia tidak ingin membuatmu bersalah karena telah mematahkan keajaibannya
Dan dandelion, hujan juga sangat mencintaimu hingga tak ingin membuatmu terluka

Maaf, takdir kalian tidak bisa bersatu
Begitukah kita?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar