Jumat, 28 Agustus 2015

Tertanda: Kosong

Aku mencintai seseorang, yang tidak seharusnya kucintai.

Aku adalah seorang gadis yang hidup dalam dunia khayalnya sendiri. Merangkai kisah hidupnya sebebas hati. Menciptakan takdir bahagia dan sedih seenak nalar.

Aku mencintai seseorang, yang tidak seharusnya kucintai.

Mungkin, bertahun-tahun emudian aku masih akan bungkam di hadapannya. Berlagak tidak pernah terjadi apapun, pura-pura menjadi seorang saudara yang baik.

Aku mencintai seseorang, yang tidak seharusnya kucintai.

Dia adalah sosok pangeran berkuda putih dalam khayalku. Yang membawa busur panah tertajam di dunia. Memiliki senyum yang hangat, ramah, dan terindukan.

Aku mencintai seseorang, yang tidak seharusnya kucintai.

Kemarin, aku memilih pria dengan vespa merah untuk merajai setiap hariku. Menciptakan ilusi bahagia dan kesedihan beraroma kuat, yang merangsek dan menguasai penciumanku hingga ke sukma.

Aku mencintai seseorang, yang tidak seharusnya kucintai.

Hari ini aku menyadari, cinta adalah sebuah komitmen. Iya, kekal sepanjang langkah hidupmu. Di dalam sebongkah darah yang mengental, di hatimu. Hanya ada satu nama, tidak boleh berganti atau luntur. Hingga takdir Tuhan memang terjadi.

Aku mencintai seseorang, yang tidak seharusnya kucintai.

Sebenarnya aku terlalu takut mengakuinya, aku takut akan menyakiti seseorang. Aku takut pada keadaan, pada mereka. Aku takut terluka.

Aku mencintai seseorang, yang tidak seharusnya kucintai.

Tuan Kelam membisikkanku satu nama, kau. Yang kemarin tersenyum di balik benda hitam itu. Yang kemarin tertawa dengan riang.

Aku mencintai seseorang, yang tidak seharusnya kucintai.

Aku tidak menjanjikan setia, aku takut akan ingkar. Aku bahkan menyadari, detak itu tidak ada. Kau hanya menawan pikiranku saja.

Aku mencintai seseorang, yang tidak seharusnya kucintai.

Kau tahu? Aku berpikir, mungkin aku hanya akan menjadi seorang pecundang yang penasaran dengan manisnya permen Milkita.

Aku mencintai seseorang, yang tidak seharusnya kucintai.

Aku berharap tidak akan beranjak. Aku lebih senang begini, mencintai dalam diam. Aku tidak berkata cinta ini tulus, karena buktinya: sudah kuceritakan.

Aku mencintai seseorang, yang tidak seharusnya kucintai.

Aku sadar aku bukanlah seorang wanita baik (percayalah). Aku bahkan masih kotor, tangan, kaki, dan mataku pun begitu. Hanya saja, aku berharap akan tetap begini. Hanya mencintai, sampai Tuhan mengirimkan seseorang untuk menggantikan posisimu. Atau malah Dia berkenan menjadikanmu nyata? Entahlah, kuserahkan pada permainan-Nya.

Aku mencintai seseorang, yang tidak seharusnya kucintai.

Aku rela Dia mempermainkanku, aku rela disakiti. Aku rela menunggu, aku rela selama apapun itu. Hanya saja, semoga Dia juga berkenan memberi cinta ini sebuah kekuatan. Sebanding dengan ujiannya.

Aku mencintai seseorang, yang tidak seharusnya kucintai.

Percayalah, aku bukan seorang korban dalam kisah ini. Jangan kasihani aku! Aku tidak lebih dari papparazi, menguntit dari jauh. Aku akan bertingkah baik, berlagak tidak pernah menulis cerita solo ini. Aku berjanji (semoga dijaga-Nya), kutempatkan kau di sudut terindah dalam hatiku. Kutengok sepanjang waktu.

Aku mencintai seseorang, yang tidak seharusnya kucintai.

Tertanda: kosong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar