Jumat, 14 Agustus 2015

Menulis itu apa?

'Jadi, menulis itu apa?'
Seketika pertanyaan itu muncul, di sela-sela permainanku bersama angin tadi malam. Iya, memang asyik rasanya dibonceng dengan motor. Walau dingin, tapi riuh angin yang bertabrakan dengan tubuh pengemudi terasa seperti senandung alam yang sangat merdu.

Sesekali aku merentangkan kedua tanganku, merasakan dan terbuai oleh kencangnya angin.

Ah, iya! Pembicaraan hari ini memang mengasyikan. Aku bercengkrama dengan banyak orang yang 'gemar' menulis pula.

Dengan Adam Ramadhan, teman se-angkatan yang terkenal kalem dan hobi nyastra dengan majas-majasnya.

Dengan Kak Ani yang hobi juga nulis, tapi mengelak saat kutanya dan katanya sedang tidak produktif menghasilkan tulisan.

Dengan Kadat Sule, sosok penulis (lagi) yang isi tulisannya selalu terkesan ringan dan menyenangkan. Namun tetap ilmiah tanpa harus memusingkan para pembacanya.

Ok, sepertinya aku harus mengubah pola pikirku tentang menulis. Aku tidak bisa.

Aku merasa iri pada mereka, Bang Roges, Kak Nofi, A Imam, Teh Jubed, Teh Uchin, Om Gelar, Mang Oka, dan penulis-penulis jingga lain yang tidak bisa kusebutkan satu per satu.

Selama ini aku berpikir kalau menulis itu adalah sesuatu yang menyenangkan. Sudah, sebatas itu yang kutau.

Tapi setelah kupikir-pikir. Sekeras apapun, akhirnya aku menyerah. Menulis itu tidak bisa didefinisikan dengan pasti. Menulis itu kosong, hampa.

Aku menyerah. Aku tidak bisa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar