Sabtu, 30 April 2016
Anak Kecil yang Kekanak-kanakan
Menghadapi Para Penggosip
Jumat, 29 April 2016
Bunga Putih
(Tapi kamu jangan percaya, aku juga tidak yakin)
Rabu, 27 April 2016
Surat Cinta untuk Suamiku
Surat untuk Anakku
Senin, 25 April 2016
Jumat, 22 April 2016
Gadis dengan Pipi Merona
Dia yang tidak bisa kuceritakan tentang semua itu.
Dia yang selalu merasa senang ketika ada di dekat pria itu, tapi si pria tidak.
Tidak Berguna.
Kau bagai racun yang sudah kepalang mengendap di sela-sela otakku.
Menanamkan kepercayaan yang terlampau besar hingga aku lemah.
Tidak berguna.
Kamis, 21 April 2016
Rabu, 20 April 2016
Senin, 18 April 2016
Jumat, 15 April 2016
Raja dan Hareem Tiaranya
Kesampingkan semua ego dan kecintaanmu terhadap tiara.
Jangan jadikan istana megahmu sebagai hareem abstrak yang haus cinta dan bergelimang emosi merah yang kabur.
Jangan jadikan kami sebagai penonton yang kemudian memuntahkan semua tontonannya karena kecewa.
Lantas jangan jadikan tiara-tiara itu sebagai penghias yang layak kau banggakan di hadapan raja yang lain.
Karena seorang raja memang tidak layak memamerkan tiara-tiaranya bukan?
Mereka hanya layak memiliki dan menjaganya dengan baik, bahkan kalau perlu hingga seisi dunia tidak pernah tahu seberapa banyak tiara yang mereka miliki.
Jangan tampakkan untaian tiaramu dengan tenang, nanti kau bisa mati karena keangkuhan.
Selasa, 12 April 2016
Wisuda 2017
Aku melirikmu seksama, dari toga hingga ke sepatu hitammu yang mengkilap.
Kau terlihat tampan, dan bahagia.
Sebuah senyum manis senantiasa merekah dari bibirmu sejak tadi pagi.
Agar yang terjadi hanya 'aku' dan 'kamu', bukan 'aku', 'kamu', dan 'mereka'.
Kau tampak bingung, dan itu tergambar jelas dari mata dan wajahmu.
Mengulurkan tangan, lantas memberikannya dengan menunduk.
"Dilan, 20 lembar" ucapku setengah berbisik.
Biar, biar saja aku terlepas dari beban dan sisa-sisa janjiku ini, dengan tulus.
Lalu menarik nafas panjang dan tersenyum.
Dengan menghiraukanmu aku benar-benar harus pergi.
Sudah cukup semua omong kosong ini, aku sudah cukup puas.
Namanya Aku
Namanya Aku,
yang terpilih sebagai kepala sebuah departemen,
yang terpilih sebagai kepala sebuah perjalanan tanah,
yang terpilih sebagai bagian dari sisi hitam putih kehidupanmu.
yang berusaha membenci kelemahan,
yang berusaha membenci ketidakadilan,
yang berusaha berperan sebagai yang kuat walau kadang dusta.
yang kalian anggap lemah (padahal kuat)
yang kalian anggap kuat (padahal lemah)
yang kalian anggap sebagai benalu di kehidupan sang kepala departemen lain.
yang senang berkata 'aku'
yang senang berkata 'kamu'
yang senang berkata 'mereka'.
Menggoda dan Tergoda
dan seorang wanita ditakdirkan untuk 'gampang tergoda'.
Wanita seakan-akan makhluk paling baik, lemah, dan tersakiti.
Sedangkan para pria terkesan jahat, kuat, dan sewenang-wenang mempermainkan.
Aku Rindu!
Minggu, 10 April 2016
"Mari kita sudahi usaha saling membenci ini"
Pada sikap yang sama-sama kita tunjukan.
Dengan jelas, di hadapan mereka.
Membiarkan perang dingin terjadi.
Bisakah aku meminta satu hal?
Mari kita sudahi usaha-usaha untuk saling membenci ini.
Mari kita hilang ingatan, seperti waktu itu.
Senin, 04 April 2016
Senja yang Malang
Dia juga kehilangan rasa manis, setelah tertinggal kisah cinta yang semakin kabur.
Tidak se-menyenangkan saat bersamamu.
Adalah Kamu
Adalah kamu yang mengajariku untuk kuat, lantas berusaha bersikap profesional di tengah skeptisme yang tajam dan memuakkan.
Adalah kamu yang kemudian menjadi penguji nyata kekuatan dan keprofesional-anku.
Adalah kita yang berubah jadi aku dan kamu secara terpisah.
Mereka Fans
Lucu, juga menyedihkan.
Mendengar bisikan mereka tentang kebodohan dan sikap kekanakanku.
Aku kira mereka fans, yang fanatik.
Biarkan, biarkan mereka bahagia dengan kehidupanku.
(f kecil di siang hangat)
Pesan Aliya dan Ketakutanku
Takut terlalu mencintaimu, seperti saat ini.
setelah mundur perasaan itu masih terasa sangat kuat.
Aku takut terjebak ke dalam tipe ketiga, orang yang diam dan memendam semuanya.
Takut jatuh, lagi.
Bolehkah Tuhan?
Tuhan, bolehkah aku jadi Aliya yang setia kepada Sunny?
Bolehkah aku rubuh dan enggan untuk terbangun?
Bolehkah aku sakit, lantas lupa pada semuanya?
Bolehkah Tuhan?
Memang
Terlalu bahaya, memang.
Tapi apa daya, aku hanya menulis apa yang tak terucap di depan mereka.
Aku lemah, memang.
Tapi bukan karena aku wanita, hanya karena aku sedang patah, hati.
Patah hati, memang.
Tapi jangan mengasihani atau menyudutkan, karena aku tidak peduli.
Aku Menyesal
Aku menyesal karena telah mengenalmu terlalu jauh.
Aku menyesal karena telah jatuh ke dalam hidupmu.
Aku menyesal, sangat.
Melepas Kebiasaan
Sulit, memang.
Melepaskan sesuatu yang sudah menjadi suatu kebiasaan.
Aku rapuh, sekarang.
Merindu kebiasaan yang perlahan menghilang.
Menyedihkan, sedikit.
Rasanya semua ini juga aneh dan memuakkan.
Bohong
Bohong kalau aku bilang aku kuat,
bohong juga kalau aku bilang aku bisa melupakanmu begitu saja.
Malam, entah mengapa aku bisa jadi selemah ini sekarang.
Setelah beberapa menit lalu berjumpa untuk menunjukkan sisa kekuatan dalam hati.
Aku ingin menangis, mengadu pada bahumu.
Tentang rasa yang tidak bisa kuhapus sekejap mata, tentang kebodohan yang selalu menguat di saat hening.
Aku lemah, ternyata.
Apalagi mengingat semuanya: tentang pertentangan saudara, tentang gadis yang terbawa hingga ke tebing, tentang semua omong kosong ini.
Katakan aku bodoh, sudah biasa.
Tapi malam ini alam seakan sangat sendu, dinginnya menusuk hingga ke hati.
Entah, masa bodo dengan semua ini.
Sial, aku rindu, sekali.