Selasa, 12 April 2016

Wisuda 2017


Aku melirikmu seksama, dari toga hingga ke sepatu hitammu yang mengkilap.
Kau terlihat tampan, dan bahagia.
Sebuah senyum manis senantiasa merekah dari bibirmu sejak tadi pagi.
Kemudian aku menghampirimu dengan ragu, menyeretmu untuk sekedar menjaga jarak dengan mereka.
Agar yang terjadi hanya 'aku' dan 'kamu', bukan 'aku', 'kamu', dan 'mereka'.
Kau tampak bingung, dan itu tergambar jelas dari mata dan wajahmu.
Lagi-lagi dengan ragu, aku mengeluarkan sebuah catatan dari tas kecilku.
Mengulurkan tangan, lantas memberikannya dengan menunduk.
"Apa ini?" tanyamu heran.
"Dilan, 20 lembar" ucapku setengah berbisik.
Lantas aku yang menunduk tidak pernah mau tau bagaimana ekspresimu.
Biar, biar saja aku terlepas dari beban dan sisa-sisa janjiku ini, dengan tulus.
Aku menghitung detik, sampai hitungan ke 20.
Lalu menarik nafas panjang dan tersenyum.
"Terima kasih, maaf lama. Aku pergi yah".
Dengan menghiraukanmu aku benar-benar harus pergi.
Sudah cukup semua omong kosong ini, aku sudah cukup puas.
Bandung, wisuda 2017.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar