Minggu, 29 November 2015

Pandangan Menikah Ala Mahasiswa S3

Pagi yang kesiangan, lagi. Pandangan tentang menikah mahasiswa S3? Ayolah, sebenarnya judulnya itu Pandangan tentang menikah mahasiswa semester 3 😄😅✌

Ok, akhirnya kami sampai juga di penghujung semester 3. Masa dimana tenaga, pikiran, dan dompet terkuras untuk tugas-tugas dan praktikum, masa-masa sulit dimana hati merasa ingin menikah saja daripada nugas. Tapi benar kata Teh Meyda dalam dakwahnya kemarin siang dalam Geografi Islamic Fair 2015, menikah tidak segampang itu 😧😢

Menikah adalah satu proses penyatuan seorang perempuan dan laki-laki dimana mereka harus mengakui kekurangan masing-masing dan mencoba bertanggung jawab satu sama lain. Pandangan kita (si S3 yang sedang pusing dengan PJ, PSB, dan SMI serta acara-acara himpunan), menikah memang menyenangkan, tidak usah mengerjakan tugas kuliah (kalaupun ada, tinggal minta bantuan kepada pasangan kita). Tapi ternyata pandangan itu (katanya) terlalu sempit saudaraku 😐😓

Bagi perempuan, menikah adalah proses pengalihan bakti dari orangtua kepada suaminya. Sedangkan bagi laki-laki, menikah merupakan sebuah pengalihan tanggungjawab, dari ayah si istri kepadanya. Maka dari itu pernikahan digolongkan sebagai ujian dan keberkahan.

Di saat kita belum dipercaya Allah untuk menikah, maka kita berarti belum pantas diuji melalui pernikahan serta belum waktunya mendapat keberkahan dari sana.

Ujian dan keberkahan Allah bisa datang dalam bentuk apapun: kuliah, kerja, bahkan menganggur. Untuk mahasiswa S3 seperti kita, Allah jelas tengah menguji kita dengan perkuliahan (yang ekstrem seperti di Geografi) 😀😂. Allah hanya ingin kita meningkatkan kualitas diri terlebih dulu, sebelum bertemu jodoh yang (sepertinya) akan berkualitas juga (etdah, maunya). Satu tambah satu sama dengan dua, entah dalam bentuk:
(1+1=2)
(0,5+0,5)+1=2
atau
1+(0,3+0,7)=2

Balasan Allah akan setimpal dengan usaha kita. Maka dari itu, mahasiswa S3 yang baik hatinya (Mario Teguh mode on), mari kita berusaha kembali untuk menjadi pribadi yang berkualitas agar mendapat jodoh yang berkualitas. Menjadi pribadi yang ikhlas agar mendapat yang ikhlas. Jadi pribadi berpendidikan agar dapat yang berpendidikan.

Tenang, jodoh sudah diatur oleh-Nya dalam lauhul mahfudz bahkan sebelum kelahiran kita terjadi. Jangan takut kehabisan, kalaupun pacar kita ditikung teman (🙊) atau friendzone gak kunjung nembak (🙈), udah tinggalin aja! Masih banyak yang lebih baik 💪 Nikmati keadaan saat ini, tugas (kuliah atau organisasi) kali aja ujian itu membawa keberkahan (atau kalo Allah izinkan, bisa jadi bawa jodoh juga 👫).
.
.
Ayo semangat bertugas ria mahasiswa S3 (khususnya Geo 14) 😄😅
Cepetan kuliahnya, katanya mau cepat nikah 😏😯
.
.
Dariku, yang sedang berbicara pada diri sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar