Jumat, 01 April 2016

Sayang Kau Wanita

"Saya akui seluruh kemampuanmu dalam hal akademik, organisasi, dan prestasi. Yang disayangkan hanya satu, sayang kau terlahir sebagai seorang wanita".

Pria artistik berambut sebahu itu lantas meraih tas kecilnya dan meninggalkan Annisa dengan cacian pedas. Gadis itu hanya berdiri, terpaku, tanpa meneteskan airmata sekalipun ia ingin.

'Aih kata-kata yang menyakitkan', gumamnya dalam hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar