Pagi ini esa terlibat dalam ekspedisi pencarian sinyal
(read : maklumlah di kamar sinyal itu merupakan barang langka). Saat sedang
asyik-asyiknya mencari sinyal, esa ngelirik ke sudut balkon, disana ada sekitar
24 tangkai mawar yang tengah sekarat menuju ajal (atau mungkin sudah pada tahap
ajal ? Entahlah). Mawar-mawar itu datang ke rumah ini dengan cantik dan segar,
indikator perhatian teman-teman pada teteh yang habis diwisuda. Namun yang
jelas ada beberapa hal yang harus digaris bawahi dari kisah sang mawar (yang
tadinya) cantik itu.
Ya, mawar ! Siapa yang tidak kenal nama bunga itu. Dia
selalu dilambangkan dengan isyarat cinta, kasih sayang, naksir, dan lain
sebagainya. Namun tidak pernahkah kita berpikir bahwa mawar sebenarnya
merupakan bunga yang malang (tidak memiliki masa depan yang cerah ? #oalah).
Mawar dipetik hanya untuk dibunuh. Betapa sering manusia melakukan pembantaian
dan pembunuhan massal terhadap mawar, baik itu saat seseorang wisuuda/lulus,
hari Valentine, penembakan gebetan (massal), hari ibu, atau saat momen-momen
manis lainnya. Bersyukurlah karena mawar dibudidayakan, tapi apa kita tidak
tega menghabisi hidup mawar dengan begitu kejam ? Mungkin kita semua harus
mulai beralih pada mawar plastik yang lebih tahan lama dan tidak kalah indah.
Kita harus berhenti menyia-nyiakan hidup makhluk Tuhan yang lain. Think green
and save roses ! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar