Jumat, 15 Januari 2016

Wanita Ketiga

Wanita Ketiga adalah dia yang datang di tengah hubungan sepasang kekasih yang tengah retak, dengan sengaja ataupun tidak, untuk merebut ataupun bukan.

Wanita Ketiga selalu dipandang sebagai wanita yang kurang baik, bahkan terkesan jahat (secantik dan selugu bagaimanapun wajahnya, ia masih terpanggil sebagai nenek sihir tak berhati).

Kalau aku pikir-pikir: mencintai siapapun adalah hak semua wanita, tidak peduli pada pria beristri sekalipun. Cinta adalah salah satu hal yang tak bisa dikontrol kepada siapa dia akan berlabuh.

Bahkan beberapa wanita masih setia mencintai cinta pertamanya, walau pria itu telah memiliki istri dan anak sekalipun. Seperti Mama!

Lantas siapa yang harus tersalahkan saat Wanita Ketiga secara tidak sadar jatuh hati pada suami sahabatnya sendiri?

Menurutku, kita juga sebenarnya tidak berhak marah akan perasaan itu. Namun jika Wanita Ketiga telah melanggar norma ke-nurani-an, maka rasa marah itu akan terkesan wajar dan harus dilakukan (?) Ok, aku tidak ingin mendebat hal itu.

Hanya saja, aku memang ingin kita semua melihat sisi baik wanita ketiga. Bukan karena aku ingin jadi wanita ketiga, tapi aku hanya ingin kita menempatkan diri sebagai seorang manusia (juga sebagai seorang wanita).

Tidak ada yang salah dengan cinta, semua orang berhak mencintai siapapun yang dia mau, dengan status apapun. Begitu saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar