Arkeoastronomis, banyak
orang yang mungkin tidak akan ‘ngeh dengan istilah ini. Istilah yang biasanya
hanya dipelajari oleh rumpun ilmu pengetahuan tertentu saja, sejarah atau ilmu
perbintangan. Namun tahukah Anda jika arkeoastronomis juga ternyata dipelajari
oleh orang-orang yang menyenangi topik Illuminati ? Ya, arkeoastronomis memang
erat kaitannya dengan pembahasan mengenai simbol-simbol dalam mitologi Yunani,
Romawi Kuno, bangsa Sumeria, Aztek, Maya, Inka, dan sejenisnya.
Arkeoastronomis sendiri
merupakan ilmu yang mempelajari mitos, legenda, kepercayaan, dan pandangan
pandangan kebudayaan kuno/ pra sejarah di dunia dalam kaitannya dengan
astronomis. Oalah, definisi yang sangat rumit dan menjengkelkan syekali
#AuthorPekaNih :D
Sebagai asumsi dasarnya,
arkeoastronomis ini selalu melihat sisi filosofis suatu kebudayaan. Yang pada
akhirnya bertujuan untuk meneliti bangunan megalitik dari segi astronomis dan
ilmu huruf (piktogram).
Tonggak awal perkembangan
ilmu ini dimulai saat Norman Lockyer menemukan monumen Stonehenge di Inggris
pada 1960-an. Setelah diteliti juga oleh Gerald Hawkins, dia berasumsi bahwa
Stonehenge merupakan sebuah obsevatorium astronomi kuno mengenai gerakan rasi
bintang, gerhana, dan peristiwa langit malam yang lainnya.
Dilihat dari pembahasan di
atas, ternyata kita memang harus mengakui satu hal bung ! Nenek moyang manusia
ternyata tidak sebodoh yang dipikirkan Charles Darwin dalam teori evolusinya.
Mereka justru telah menemukan cara yang lebih efektif untuk
menentukan masa tanam dan masa panen. Ya itu, menurut perhitungan perbintangan.
Waw, keren keren :)
Ok, segitu aja dulu soal
arkeoastronomisnya ya. Nanti Esa sambung ke topik yang lebih menarik lagi.
_Aduh, sumpah so’ asik banget ini Author >:(
See you kalian, hohoho
*pergi ke Utara pake rusa terbang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar