Minggu, 08 Maret 2015

Arkeoastronomis



Arkeoastronomis, banyak orang yang mungkin tidak akan ‘ngeh dengan istilah ini. Istilah yang biasanya hanya dipelajari oleh rumpun ilmu pengetahuan tertentu saja, sejarah atau ilmu perbintangan. Namun tahukah Anda jika arkeoastronomis juga ternyata dipelajari oleh orang-orang yang menyenangi topik Illuminati ? Ya, arkeoastronomis memang erat kaitannya dengan pembahasan mengenai simbol-simbol dalam mitologi Yunani, Romawi Kuno, bangsa Sumeria, Aztek, Maya, Inka, dan sejenisnya.
Arkeoastronomis sendiri merupakan ilmu yang mempelajari mitos, legenda, kepercayaan, dan pandangan pandangan kebudayaan kuno/ pra sejarah di dunia dalam kaitannya dengan astronomis. Oalah, definisi yang sangat rumit dan menjengkelkan syekali #AuthorPekaNih :D
Sebagai asumsi dasarnya, arkeoastronomis ini selalu melihat sisi filosofis suatu kebudayaan. Yang pada akhirnya bertujuan untuk meneliti bangunan megalitik dari segi astronomis dan ilmu huruf (piktogram).
Tonggak awal perkembangan ilmu ini dimulai saat Norman Lockyer menemukan monumen Stonehenge di Inggris pada 1960-an. Setelah diteliti juga oleh Gerald Hawkins, dia berasumsi bahwa Stonehenge merupakan sebuah obsevatorium astronomi kuno mengenai gerakan rasi bintang, gerhana, dan peristiwa langit malam yang lainnya.
Dilihat dari pembahasan di atas, ternyata kita memang harus mengakui satu hal bung ! Nenek moyang manusia ternyata tidak sebodoh yang dipikirkan Charles Darwin dalam teori evolusinya. Mereka justru telah menemukan cara yang lebih efektif untuk menentukan masa tanam dan masa panen. Ya itu, menurut perhitungan perbintangan. Waw, keren keren :)
Ok, segitu aja dulu soal arkeoastronomisnya ya. Nanti Esa sambung ke topik yang lebih menarik lagi. _Aduh, sumpah so’ asik banget ini Author >:(
See you kalian, hohoho *pergi ke Utara pake rusa terbang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar