Senin, 22 Juni 2015

14 Juni 2015, 20:37 WIB

Dear kekasih yang terindukan, aku baru saja melihat satu kisah cinta yang mengharukan lagi. Kisah yang diawali dari pertemuan yang begitu sederhana, kisah Asma dan Zhong Wen.
Kekasih yang terindukan, sampai saat ini aku masih hidup seperti biasa. Ya, rasanya aku cukup jauh untuk menggapai inang rusuk yang bercahaya. Tapi aku yakin Allah akan memberikanku sebuah kesempatan untuk itu.

Kekasih yang terindukan, aku memang tidak sesuci apa yang digambarkan dalam novel-novel religi. Aku bahkan masih senang menyentuh telapak tangan laki-laki lain saat bersalaman. Ah, maafkan aku. Tapi aku juga memiliki hati yang mendamba kesucian itu. Ya, aku sangat mendambanya.

Tak peduli seberapa jauh aku melangkah, seberapa lama aku akan menunggu. Kekasihku yang baik mungkin akan selalu kubayangkan, menjadi sebuah pertanyaan yang tek pernah ada jawabnya. Mari mendaki bersama, ajak aku ke tempat yang tidak biasa. Dimana aku bisa melihat tarian awan dari dekat, menggenggam tangan yang memang telah halal untuk kupegang erat. Memiliki bahu yang hanya tersedia untuk segala keluh dan kesah bersama.

Hidupku begini, hanya ini yang aku mampu. Bersuara dalam hening, mengangin hingga terbuai alunan cinta yang samar-samar. Kau adalah sumber kekuatan hidupku, walau namamu belum kukenal dengan jelas. Siapa kamu? Aku tak tahu. Dimana kau berada? Aku pun tak pernah tahu. Hanya satu yang kuyakini, aku merindukanmu. Tolong ajak aku ke surga itu dengan keimanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar