Senin, 22 Juni 2015

14 Juni 2015, 20:51 WIB

“Hei, apa kabar?”
"Nama kamu siapa?”
“Tempat tinggal kamu dimana?”
“Oh iya, agama kamu apa?”
"Hobi kamu?”
"Kapan kita ketemu?”
“Kamu telah terlahir atau masih di alam ruh?

Ya, itu adalah beberapa pertanyaan yang ingin segera kutahu jawabannya. Aku bahkan masih penasaran, akan kah penanntian cinta sejati ini lebih lama dari biasanya? 

Aku pernah mendengar satu cerita, kalau cinta sejati kita mungkin saja bukan manusia yang saat ini telah terlahir. Karena bisa saja Allah menyiapkan cinta sejati kita dari alam ruh. Yang masih suci hatinya, dan hanya tercipta untuk menjadi inang kita sampai waktu yang tidak terbatas. 

Kau, inang rusukku. Apakah kau seseorang yang telah mengenal buruknya wajah dunia? Ataukah kau seorang pria dari alam ruh yang saat ini tengah mengamatiku dari sebuah cermin ajaib? Ah, kalau kau yang kedua mungkin kau akan kecewa setiap harinya melihatku. Aku terlalu banyak berdosa dan mengacaukan lukisan kehidupanku. 

Maaf karena belum menjadi manusia yang baik. maaf juga karena aku masih menodai lidahku dengan gunjingan dan keluhan yang kadang sengaja atau tidak sengaja keluar. Semoga waktu akan membantuku menyucikan hati dan rasioku. Kau, maaf karena aku selalu bertindak bodoh. Menulis surat yang tidak tahu untuk siapa. Mempublikasikannya ke khalayak ramai, membuat diri sendiri terlihat bodoh dan so’ puitis.
Terserah, ini terjadi karena aku bingung akan dikemanakan semua yang telah kupikirkan. Seperti kata teman kecilku, Anis. Keluarkanlah apa yang telah kau pikirkan, karena jika tidak, maka ide-ide itu akan membusuk tak berguna di salah satu sudut otakmu. Seram sekali bukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar