Sabtu, 19 September 2015

Seribu Hari Menanti Hujan #4

Mereka bilang hutan mati itu menyeramkan
Bagiku tidak
Tidak bisakah kau belajar perjuangan darinya?
Lihat, dia berusaha untuk tetap berdiri walau tak berdaun
Berusaha mati di tanah perjuangan
Tidak minggat atau diminggatkan untuk membusuk atau menjadi meja
Terkadang kita harus terdiam dulu untuk berpikir
Hal kecil bahkan memberi 'makna'

(Seribu Hari Menanti Hujan - H4)

Bukankah aku pernah bercerita tentang dongeng Hujan dan Dandelion?
Seribu hari bukan waktu yang sebentar
Memang! Tapi apa salahnya untuk mencoba?
Tuhan menciptakan hati bukan untuk diabaikan
Tapi untuk digunakan
Mungkin ini salah satu caraku menggunakannya
Mengkhayal. Aneh? Terserah :D

(Seribu Hari Menanti Hujan - H4)

Aku berjalan mundur
Mencintai sosok kabur dalam khayal
Kadang kau, dia, bahkan mereka
Tapi beruntungnya aku punya Ia
Ia yang mengontrol dan menjeruji hati ini
Yang selalu mengingatkan bahwa hidup itu bukan hanya hari ini
Terimakasih Kau :')

(Seribu Hari Menanti Hujan - H4)

Abaikan
Dewi Angin saja tahu
Tanya juga Tuan Kelam
Sambil bisikkan pada Putri Beku
Kisah tak berjudul

(Seribu Hari Menanti Hujan - H4)
Bandung, 3 September 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar