Senin, 28 Desember 2015

Seribu Hari Menanti Hujan #

Pagi lagi, harusnya dibuat jadi semangat baru yang menggemaskan. Semangat perubahan agar tidak jadi bahan 'ketidaksukaan'. Semangat menjadi lebih baik dari hari kemarin yang keteteran.

Dengar, seperti ada motor cross saja dalam pencernaanku. Menderu tak henti-henti sejak bangun tidur. Mungkin dia lelah karena kuajak bergulat dengan pedas dan asem kemarin siang. Ah, maaf ya 😘

Pagi kemarin kami menjemput sunrise di Puncak Burangrang, pagi ini (walau menjemputnya di celah cahaya yang ada di atap kosan), toh mataharinya masih sama kan? Berarti hari juga masih akan menyenangkan seperti kemarin. Tapi minus ledekan 'pehul' dari A Win yah, minus ledekan 'lemot' juga (dari Kadat dan  A Apit). 😓

Sudah ah, ini hanya kata-kata pembuka pagi saja.

Sebelumnya, terima kasih Ya Allah. Karena masih memberi esa waktu untuk hidup. Maaf ya esa banyak salah, maaf juga solat subuhnya kesiangan. Titip salam buat mamah dan keluarga disana, bantu esa agar perjuangan mereka tidak sia-sia. Titip salam juga buat imam esa, bilangin kalo esa orangnya kalem kok (gak gigit) 😏 dan gak pehul juga 😌

See you next, God :)

Seribu Hari Menanti Hujan-H
Negla, 05.53 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar