Senin, 14 Desember 2015

Teruntuk Secret Reader yang Bermagis

Aku bukan tipikal orang yang menyenangi dusta, apalagi di depan orang-orang yang berharga. Aku lebih senang menyembunyikan semua itu dalam tulisan, menyelipkannya dengan bumbu kecil kesaktian sastra. Walau sebenarnya aku belum paham betul apa itu sastra.

Menulis blog merupakan kebiasaan baru yang sedang kugeluti saat ini. Percaya tidak percaya, blog menjadi diari maya yang menyenangkan untuk diajak bicara. Sama halnya dengan posisi Perempuan Batu dalam dinasti Utsmaniyah di Turki masa silam.

Hanya saja, aku mungkin terlalu banyak membicarakan banyak orang. Tentang rasa benci, rindu, bahkan sayang. Tentang cerita Bancet, Ksatria Teratai, Ksatria Arogansi, Putri Kopi, Retak, bahkan Tumitis Surya. Semuanya. Dan dengan kesadaran penuh kupersembahkan untuk khalayak ramai, membiarkan mereka mendeskripsikan setiap makna yang terkandung di dalamnya.

Untuk seorang kakak yang dengan rajin membaca tulisan tidak berguna ini, terima kasih. Hanya saja rasanya aku memang tidak bisa menyembunyikan semuanya darimu, maka terkadang aku berharap kau tidak mengerti dan melupakan semuanya. Tapi percayalah, semua terjadi begitu saja. Aku menulis apa yang sedang aku pikirkan. Kehadiran secret reader sepertimu memberi kekuatan magis tersendiri, tapi aku bersyukur karena dengan begitu setidaknya aku merasa tengah bercerita pada seseorang, salah satunya kepadamu.

Semoga kau tidak pernah bosan mendengar keluhanku tentang dunia, tentang sesuatu yang terkadang kupandang dari sudut lain, tentang segala rasa yang selalu datang saat sepi, tentang mereka. Terima kasih :)
.
.
.
Dari perempuan yang sedang bosan pada pagi, Esa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar