Selasa, 15 Desember 2015

Tentang Kisah yang Tidak Pernah Selesai

Suatu ketika ada seorang pria high class yang mencintai seorang wanita sederhana. Tapi sayangnya si wanita sedikit tidak menghiraukan, dan pria itu memilih untuk mengejar apa yang dia mau.

Setelah sekian lama, hati si wanita kemudian melunak dan luluh. Mereka menjadi sepasang kekasih yang saling jatuh cinta, lantas bersama untuk jangka waktu tertentu. Setelah itu, mereka saling mengetahui kebaikan dan keburukan masing-masing. Hingga satu ketika sang pria merasa sedikit jenuh pada si wanita, begitupun sebaliknya.

Di sisi lain, tanpa mereka sadari ternyata ada satu wanita yang juga mencintai pria itu, mencintai orang yang sama dan bahkan ingin memilikinya. Namanya wanita ketiga, karena kehadiran wanita kedua tidak seharusnya ada, apalagi yang ketiga?

Katanya, cinta harus diperjuangkan. Kemudian wanita ketiga itu mencoba masuk di tengah hubungan yang meretak. Menjadi sosok malaikat yang menyejukkan hati si pria, menjadi kekasih cadangan. Keadaan itu berlanjut semakin lama, hingga sang pria memilih pergi dan melepas tanggungjawabnya untuk mengutuhkan kembali hubungannya dengan wanita pertama. Dia memilih jadi pengecut, yang pergi untuk mendapat hubungan yang masih utuh. Setelah itu apa? Wanita pertama itu sakit hati dan tertinggal di sudut penyesalan yang menyakitkan.

Ada beberapa hal yang baru orang sadari ketika hal itu benar-benar telah pergi, termasuk cinta, rindu, dan rasa memiliki.

Kemudian pria itu merasa telah kehilangan sosok yang lebih dia butuhkan, dia kembali meracau di tengah kalutnya. Dia ingin kembali, namun saat dia menengok, wanita pertama telah lama pergi untuk menata suasana hatinya. Percayalah, wanita membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyucikan hati dari rasa cinta, maka sebenarnya wanita pertama tidak pernah benar-benar pergi. Dia hanya mencoba untuk tidak terlihat.

Pria high class yang bodoh itu kemudian mengejar sesuatu yang telah dengan sengaja ia campakkan. Apapun ia lakukan, tapi wanita pertama terlanjur membenci sikapnya. Kini giliran Sang Takdir yang menghukumnya. Iya, merasa kehilangan adalah sebuah hukuman yang tidak bisa dibilang ringan, dan pria itu mendapat hukuman yang layak.

Siklus kehidupan akan senantiasa berputar.

Senja kemarin wanita pertama yang patah hati, sedangkan pria dan wanita ketiganya asyik tertawa renyah. Hari ini pria itu yang patah hati, sedangkan si wanita pertama telah tenang di saat wanita ketiga mulai merasa resah. Besok (kuharap), si wanita ketiga yang patah hati sedangkan si pria dan wanita pertama tertawa renyah bersama-sama.

Mengambil hak oranglain tidak terhitung sebagai sebuah kebaikan.
.
.
.
Ini klise, aku hafal bagaimana akhirnya
.
Namun apa aku menyelipkan akhir yang keliru? Lantas bisakah kau yang tuturkan sendiri bagaimana kisah kita akan berakhir?
.
.
.
Tentang Februari yang tersisa dengan percuma, tentang kisah yang tidak pernah selesai. Tentang kau, aku, dan sedikit egoisme.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar