Senin, 01 Februari 2016

Monolog Dini Hari

Dingin, kelam, sepi, dini hari, mengundang diri untuk bermonolog ria. Membicarakan tentang kisah cinta yang asing, mengasingkan kisah cinta yang berbicara.

Monolog dini hari yang tak berjudul, berkisah tentang sepasang manusia yang saling melengkapi. Bukan tentang kesetiaan, bukan pula tentang pengkhianatan, ini hanya sekedar tentang rasa nyaman.

Natasha, sosok wanita yang senang bermain hati dengan beberapa pria. Natasha yang polos tapi nakal. Natasha yang kejam, sedikit.

Galih, si ikal yang penyayang, yang menyamankan Natasha dalam pelukannya. Yang bingung harus berbuat apa, yang terjebak oleh sikap Natasha yang abu-abu.

Kisah Natasha dan Galih adalah sebuah kisah tanpa judul, yang dilantunkan seseorang saat dini hari_saat peri pagi dengan riang menebarkan embun-embun dan bau basahnya. Kisah yang penuh cinta dan kasih, tapi menyembunyikan diri di balik keabu-abuan.

Natasha selalu bertanya kepadaku, "Apakah semua ini salah?". Dan dengan tegas kukatakan "Salah, jika kamu mengharapkan sesuatu yang lebih dari Galih".

Kedekatan mereka begitu rumit untuk dijelaskan, sebuah ketergantungan yang manis, mungkin.

Dulu, saat aku masih menjadi sosok ketiga yang juga polos. Aku tidak mengerti.

Namun sekarang aku mengerti bagaimana situasi itu bisa terjadi.

Natasha dan Galih tidak pernah salah, hubungan yang mereka ciptakan juga tidak pernah salah.

Hanya pandangan orang-oranglah yang keliru.

Hubungan kakak-adik bisa jadi sedekat telunjuk dan jari tengah, bisa sehangat matahari pagi, bisa seromantis senja di ufuk barat. Bisa jadi.

Kisah Natasha dan Galih hanya bisa dimaknai saat dini hari_saat peri pagi dengan riang menebarkan embun-embun dan bau basahnya.

Sebuah monolog dini hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar