Senin, 29 Februari 2016

Kabisat Terakhir, Cerita Terakhir untuk Dikisahkan

Untuk seseorang yang sempat begitu aku kagumi, sempat begitu aku sayang, sempat begitu aku rindukan.

Maaf kalau harus mengatakan kata 'sempat', karena memang aku berencana untuk menjadikan kabisat ini menjadi yang terakhir untuk kukasihi di bawah bayanganmu.

Entah, suatu hari nanti aku mungkin akan merindukan setiap hari yang pernah kita lalui dalam tawa, hari dimana aku menjadi terdakwa atas perasaan yang kabur, apalagi di mata sebagian besar mereka.

Aku hendak membuat kesepakatan, bukan sebuah janji_karena aku takut akan melanggarnya.

Aku hanya tengah membuat kesepakatan dengan para pembaca bermagis, yang secara sengaja/pun tidak_membaca tulisan-tulisan kecil yang rancu ini.

Ah, kau. Ini semua menyedihkan! Maksduku, berpisah tanpa pernah bersatu - pergi tanpa pernah datang - dan melepas tanpa pernah menggenggam - itu juga terkesan sangat lucu.

Ya, jatuh cinta sendirian memang begitu_bisa sangat menyedihkan, lucu, bahkan juga membahagiakan.

Bahagia karena setiap keputusan memang berada di tangan kita, termasuk keputusan untuk tidak pernah lagi terbawa perasaan dan kebingungan.

Bahagia karena masih bisa melanjutkan hidup walau sempat bangun hati sendirian.

Lupakan bagaimana rasanya. Karena itu kacau.

Ah iya, aku bersepakat untuk menjadikan Tuhan, blogger, dan secret readers sebagai tiga pihak tunggal yang akan mengetahui semua kisahku selanjutnya.

Sudah cukup aku menjadikanmu jahat. Iya, aku lupa bahwa aku menyayangimu. Aku juga lupa bahwa menceritakan semua kisah dari sudut pandangku hanya akan menjadikanmu sebagai terdakwa_dan aku tidak mau kau jadi jahat (atas tuduhan apapun). Kau orang baik, di mataku dan di mata mereka, memang.

Jadi, selamat tinggal para pendengar yang hanya penasaran_tapi tidak peduli, selamat tinggal juga para pendengar yang hanya peduli_tapi tidak penasaran, lantas selamat tinggal juga para pendengar yang tidak penasaran_dan tidak peduli. Aku akan menutup mulut, mulai dari besok saat februari benar-benar pergi meninggalkan kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar