Jumat, 04 Maret 2016

Buka Mata Tentang MEA

Satu lagi pemikiran cemerlang hari ini, urusan cinta dan kebetulan sangat terikat dengan urusan masa depan.

Ide yang muncul dari percakapan kecil esa dan Abia di tengah Musyawarah Adat Jantera ke-23.

Menurut Abia, pemuda tinggi kurus yang lahir 21 tahun lalu di Kiara Condong, saat ini bukanlah momen yang tepat untuk membahas perihal cinta dan tektek bengeknya. Saat ini justru lebih tepat dimanfaatkan untuk berpikir mengenai masa depan diri kita, dan Indonesia (mungkin). Ah iya, topik mengenai MEA juga pasti menghiasi pemikiran ini.

Manusia Indonesia harus segera sadar akan tanggung jawabnya terhadap harga diri bangsa di tengah persaingan bebas Masyarakat ASEAN, terlebih dalam bidang ekonomi_lebih sempitnya: lapangan pekerjaan.

Beberapa tahun yang akan datang, wilayah Indonesia yang luas ini tidak akan hanya dimiliki oleh Indonesia_negara lain juga akan semakin berminat untuk mengembangkan dan meraup keuntungan sebanyak-banyaknya. Toh regulasi mengenai penanaman modal dan lapangan pekerjaan juga akan dipermudah kan?

Lantas kita akan jadi apa?

Apa hanya akan menjadi penonton yang duduk manis melihat orang asing datang dan pergi mengeruk sumber dollar dari tanah kita?

Tidak boleh!
Semoga kita termasuk orang-orang yang bermanfaat dan terbutuhkan oleh MEA.

(To be continue, rieut euy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar